Hamparan jalanan itu,
Bertebaran duri-duri duka,
Yang bisa menggamit seribu rasa,
Yang jelas terasa pahit maungnya…
Bertebaran duri-duri duka,
Yang bisa menggamit seribu rasa,
Yang jelas terasa pahit maungnya…
Tatkala ku lewati daerah itu,
Aku terkesima..
Apakah harus ku tempuh jua,
Meniti jalan penuh onak derita…
Kalbuku segera mencongak rasa,
Apakah ku mampu harungi semua,
Aku tak punya ilmu cukup di dada,
Menyambung perjuangan rasul mulia..
Di celah kekalutan jiwa,
Ku menghitung kembali,
Siapa diriku sebenarnya….
Diciptakan tuhan sebagai hamba,
Sebagai khalifah pentadbir dunia,
Juga sebagai pembela agama!
Kini bulat tekadku,
Akan ku teruskan perjalanan itu,
Semoga redha Allah mengiringiku…
Lewat aku di jalanan itu,
Langkahku kekadang tersungkur,
Rebahku mengundang luka,
Namun kugagahkan jua…
Berpaut pada pepohon doa
Ya Allah bantulah aku…
Jangan biarkan aku terkulai layu
Tenggelam bersama bisikan-bisikan palsu…
Inginku berdiri kembali,
Mengumpul kekuatan diri,
Kerna ku tahu,
Lemahku hanya menambah duka..
Ku pujuk jua hati ini;
“Jangan diturut hati nan lara…
Yang bisa melerai iman didada
Apakah kau lupa….
Di daerah perjuangan ini,
Sudah tersurat warkah sengsara,
Yang harus dirasai si pejuang agama,
Walau badai bergelora,
Walau ribut taufan melanda,
Jangan berundur setapak cuma..
Kerna yakinlah ianya tidak sia-sia..
Dan ingatlah….
Kemanisannya kan ketemui akhirnya…
Janji- janji Allah pastikan tiba
Balasan syurga yang tiada taranya!”
Tiada ulasan:
Catat Ulasan
Dapat sesuatu dari entry di atas? komen le cikit ;)