SEBAB-SEBAB
TURUNNYA SURAT AT-TAUBAH AYAT 17-18
Sebab-sebab dari turunkannya
surat At-taubah ayat 17-18 adalah ketika menjadi tawanan perang Badar, Abbas
paman Rosulullah SAW berkata: “sekiranya kamu termasuk orang-orang yang dahulu
memeluk islam, berhijrah dan berjihad, maka aku adalah orang yang pertama kali
memakmurkan masjidil-Haram, memberi minum orang-orang yang menjalankan ibadah haji
dan membebaskan orang-orang dari penderitaan”.
Peristiwa ini melatarbelakangi turunnya ayat 17-18 yang menjelaskan
bahwa kaum musyrikin yang memakmurkan masjid tidak sama dengan orang-orang
beriman yang berjihad meluhurkan agama Allah. Perbuatan baik yang mereka
lakukan sama sekali tidak ada arti. Sedang amal yang dilakukan kaum muslimin,
mendapatkan pahala dari sisi Allah SWT.
(HR. Ibnu Abi Hatim dari Ali bin Abi thalhah dari ibnu
Abbas)
Pada suatu waktu Nu’man bin
Basyir berada disamping mimbar Rasulullah SAW bersama-sama beberapa orang
sahabat. Diantara mereka ada yang berkata: “ Aku tidak akan memperhatikan amal
shaleh yang lain setelah islam tersebar luas dengan terbukanya kota Mekkah,
kecuali memberi minum orang-orang yang beribadah haji”. Yang lain berkata: “aku
hanya akan berjihad meluhurkan agama Allah, dan yang demikian itu lebih baik
dari apa yang telah kamu lakukan”. Yang lain mengatakan: “aku hanya akan
memakmurkan masjidil-haram”. Mendengar pembicaraan ini umar bin khathab
membentak mereka, seraya berkata: “Janganlah kamu berbicara dengan keras disisi
mimbar Rasulullah, nanti kalau shalat jum’at telah selesai, aku akan menghadap
Rasulullah SAW meminta fatwa tentang apa yang kamu bicaran itu”. Sehubungan
dengan itu, maka Allah menurunkan ayat tersebut sebagai ketegasan bahwa orang
yang mengkhususkan pada suatu amal saleh tidak sama dengan orang yang beriman
kepada Allah dan hari akhir, berjihad serta memperjuangkan agama Allah. Dan
Allah SWT telah berjanji tidak akan memberi petunjuk kepada orang yang berbuat
dzalim ( A. Mujab mahali, 2002: 448)
17. tidaklah layak orang-orang kafir musyrik itu memakmurkan
(menghidupkan) masjid-masjid Allah, sedang mereka menjadi saksi (mengakui) akan
kekufuran diri mereka sendiri. mereka itu ialah orang-orang Yang rosak binasa
amal-amalnya dan mereka pula kekal di Dalam neraka.
18.
Hanyasanya Yang layak memakmurkan (menghidupkan) masjid-masjid Allah itu ialah
orang-orang Yang beriman kepada Allah dan hari akhirat serta mendirikan
sembahyang dan menunaikan zakat dan tidak takut melainkan kepada Allah, (dengan
adanya sifat-sifat Yang tersebut) maka adalah diharapkan mereka menjadi dari
golongan Yang mendapat petunjuk.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan
Dapat sesuatu dari entry di atas? komen le cikit ;)